KRITERIA PEMIMPIN MENURUT ISLAM
- Beraqidah yang bersih dari syirik, khurafat, tahayyul serta percaya atau
menggantungkan diri kepada jin, syetan dan dukun. Juga penganun mazhab ahli
sunnah wal jamaah yang tekun dengan manhaj salafus shalih.
- Minimal dia seorang muslim yang baik, tidak pernah tinggal shalat wajib 5
waktu, tidak pernah tinggalkan puasa Ramadhan, tidak pernah lupa atau pura-pura
lupa bayar zakat dan pernah pergi haji bila mampu.
- Fasih membaca Al-Quran Al-Karim dan tahu bahwa Al-Quran Al-Karim adalah
sumber dari segala sumber hukum. Sehingga tidak ada hukum baginya kecuali yang
berdasarkan Al-Quran Al-Karim. Maka setiap masalah selalu dirujuknya kepada
kitab dari Allah SWT ini.
Kalau pemimpin negara ini baca Al-Quran Al-Karim saja tidak becus, maka kita
harus sadar bahwa kiamat sudah dekat. Jadi bukan sekedar senyum-senyum membuka
MTQ.
- Tahu batas halal dan haram yang bentuknya adalah penerapan dalam diri,
keluarga dan lingkungannya. Sehingga degnan mudah dia bisa membedakan mana
praktek haram dan mana halal.
Untuk itu dia harus dekat dengan para ulama bukan untuk meminjam lidah mereka
demi kepentingan pribadinya, melainkan untuk duduk bersimpuh mengaji dan belajar
syariat Islam secara seksama.
- Tidak pernah mencuri, berzina, minum khamar, berjudi, menipu rakyat, makan
uang negara, manipulasi, korupsi, kolusi dan tidak makan uang riba. Karena itu
dia tidak punya account di bank ribawi.
- Menegakkan selalu amar makruh dan nahi mungkar dalam setiap kesempatan.
Sebab sebagai penguasa, di tangannya ada kekuatan. Bila tidak dimanfaatkannya
untuk amar makruf nahi mungkar, maka dia harus bertanggung-jawab di akhirat.
- Siap menerima teguran kapan dan dimana saja, tidak pura-pura pergi dinas
atau malah shopping keluar negeri bila ada masalah yang menuntut penangan yang
cepat. Juga tidak mengorbankan anak buah bila menghadapi masalah, tetapi secara
jantan berani menyatakan mundur sebab itu menunjukkan bahwa dirinya masih punya
urat malu. Tidak seperti gaya para pemimpin yang ada di sekeliling kita sekarang
ini.
- Tidak menggunakan fasilitas negara untuk masalah yang bersifat pribadi atau
pun kepentingan di luar negara secara langsung. Sebab semua fasilitas negara itu
adalah amanat yang harus dipertanggung-jawabkan di akhirat nanti.
- Tidak akan makan atau mengisi perutnya sebelum yakin bahwa semua rakyatnya
sudah makan. Tidak pernah berani tidur malam hari sebelum yakin rakyatnya
tentram dan sejahtera. Dan tidak enak-enakan berpesta sebelum anak yatim
terjamin masa depannya atau pun fakir miskin punya sumber rezeki yang jelas.
- Cinta kepada ilmu pengetahuan dan menggratiskan semua bentuk sekolah dan
fasilitas pendidikan. Tidak ada istilah sekolah atau kuliah itu bayar, yang ada
justru para siswa dan mahasiswa itu dibayar oleh negara.
- Tidak menjual aset negara ini kepada pihak asing, sebab negeri ini sudah
demikian kaya dan sebenarnya berlimpah dengan uang. Semua demi kepentingan anak
bangsanya, bukan demi kepentingan penguasanya.
- Bersikap adil kepada semua pemeluk agama dan memberikan jaminan dan hak-hak
mereka untuk bisa hidup dengan damai di bawah jaminan dirinya. Tetapi bersikap
tegas bila terjadi kecurangan dan pelanggaran antara sesama pemeluk agama.
- Tidak turun dari jabatannya sebelum menghukum semua koruptor baik di masa
lalu maupun di masa jabatannya. Sebab membiarkan koruptor berkeliaran sama saja
memberikan izin syetan untuk berpesta. Dan sama saja dengan kita tidak punya
negara.
- Tidak memberikan ruang gerak sedikitpun kepada para penjahat, maling, rampok
untuk bisa melakukan aksinya kembali sebelum dipotong tangannya sesuai dengan
syariat Islam. Demikian juga dengan para pezina, peminum khamar dan pembunuh.
Meski yang melakukannya adalah anak kandungnya sendiri.
- Memanfaatkan jabatannya ini untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT, bukan untuk cari kekayaan baik buat diri, keluarga atau kroni.
- Bercita-cita untuk bisa mati dalam keadaan syahid. Karena itu satu-satunya pilihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar